Drip System Hidroponik atau Sistem Irigasi Beserta Kelebihan dan Kekurangannya
Sistem irigasi atau Drip System ini merupakan salahsatu sistem hidroponik yang paling banyak di gunakan di dunai, khususnya untuk jenis pertanian sayuran buah atau tanaman berukuran tinggi dan besar lainnya. tapi bagaimana cara kerja sistem drip itu sendiri, atau apa sajakah kelebihan dan kekurangannya, semuanya akan kita bahas adalam artikel di bawah ini .
Salahsatu manfaat pertanian tahap lanjut seperti hidroponik adalah karena pertania jenis ini bisa memberikan keuntungan yang signifikan daripada pertanian konfensional. salahsatu manfaatnya adalah menghemat air dan memberikan intensifitas nutrisi dan memfokuskan perhatian pada tanaman seperti yang dilakukan dalam sistem Drip ini.
sistem irigasi tetes atau dalam bahas inggris di sebut dengan drip system ini merupakan sistem hidroponik yang cukup populer dan banyak di gunakan di dataran timur tengah seperti mesir dan arab saudi, namun sistem ini ternyata di kembangkan dan banyak di gunakan di daerah israel.
Pengertian Sistem irigasi hidroponik (drip System)
sistem irigasi atau bisa di kenal dengan drip sistem merupakan sistem hidroponik yang memungkinkan petani untuk menghemat air dalam jumlah banyak karena memungkinkan untuk meneteskan air dan pupuk langsung ke akar tanaman sehingga air tidak terbuang begitu saja, selain itu dalam sistem ini air akan menetes kembali ke penampungan dan bisa di gunakan kembali dengan model sirkulasi seperti pada sistem NFT namun dalam penerapannya membutuhkan rangkaian konsep yang jauh berbeda.
drip sistem atau sistem irigasi ini juga sering di sebut sebagai Sistem FERTIGASI karena pemberian air dan pupuk pada tanaman dilakukan dalam waktu yang bersamaan. jadi jangan heran jika sebagian orang menyebut sistem ini dengan istilah irigasi namun sebagian lagi menyebutnya dengan istilah fertigasi, intunya adalah sama dalam bahasa universal ini di sebut dengan Drip system.
drip system bisa di rancang dengan kreatifitas dan kemampuan anda, biasanya drip sistem atau sistem irigasi hidroponik ini banyak di aplikasikan baik itu oleh pemula maupun sekala industri, drip sistem ini biasanya di terapkan pada tanaman yang berukuran besar dan membutuhkan perakaran yang lebih banyak.
Tidak sama degan system rakit apung ada perbedaan menonjol dari drip sistem dan sistem yang lainnya dalam hidroponik, jika sistem lain dalam hidroponik benar-benar meminimalisir media lain selain air maka dalam drip sistem kamu akan melibatkan banyak media lain seperti cocopeat atau sekam bakar.
beberapa jenis media yang sering di gunakan dalam sistem irigasi (Drip System hidroponik)
- sekam bakar
- cocopeat
- pecahan genteng atau krikil
- pasir malang
- pumice
- varmiculture
- Hydroton dll
media-media tanam tersebut akan berfungsi untuk menahan akar akar tanaman tidak tumbuh, dan selain sebagai penunjang akar media juga berfungsi untuk menyimpan cadangan unsur hara yang bisa di manfaatkan oleh tanaman seperti yang pada media cocopeat.
Cara Kerja Sistem Irigasi Dalam hidroponik
prinsip kerja atau cara kerja dalam hidroponik sistem irigasi ini sebenarnya cukup sedarhana dan tidak jauh berbeda dengan jenis-jenis sistem hidroponik lainnya. utama dalam sistem fertigasi ini adalah mendistribusikan air dan nutrisi untuk tanaman yang dialirkan dengan menggunakan selang yang kerangkai dalam pipa yang terhubung pada pompa dan timer untuk mengatur intensitas tetesan.
dalam sistem irigasi atau drip sistem ini , tetesan air di atur sedemikian rupa sehingga dekat dengan tanaman dan akar yang memungkinkan nutrisi dapat di serap secara maksimal oleh tanaman tersebut.
tanaman akan di tempatkan pada pot dan menggunakan salahsatu media tanam yang telah saya sebutkan di atas, media tanam tersebut akan berfungsi sebagai tempat merambatnya akar dan sebagai bantuan cadangan nutrisi.
air yang menetes pada pot dan media tanam kemudian akan membasahi akar dan mengalir hingga ke dasar pot, namun untuk sistem irigasi recovery drip. air yang menetes ke dasar akan di keluarkan kembali dengan menggunakan pipa dan di tampung kembali dalam bak penampungan. setelah itu, air yang berhasil di tampung kemudian di alirkankembali ke tanaman dengan mengecek kadar nutrisinya secara rutin sehingga air dan nutrisi tidak terbuang begitu saja.
untuklebih jelasnya bisalihat gambar di bawah ini :
ada dua cara kerja sistem drip atau irigasi dalam hidroponik, yaitu diaalirkan secara terus menerus atau dialirkan dengan menggunakan timer, pada tanaman sayuran seperti tomat bisanya air akan dialirkan dengan timer yang telah di pasang pada rangkaian pengaturan pompa air.
saat anda menggunakan timer, maka nutrisi akan di kontrol oleh timer yang di pasang pada pompa air, timer akan berperan untuk mengatur aliran listrik pada pompa sehingga pompa akan hidup dan mati secara otomatis.
jika diatas saya menyinggung sistem recoveri drip maka sebenarnya ada juga sistem nonrecovery drip dimana dalam sistem irigasi ini nutrisi dan air yang telah di teteskan tidak akan di alirkan kembali pada media tanam sehingga sistem ini hanya berjalan satu kali/satu arah. penggunaan air dan nutrisi dalam system ini tentu saja lebih boros.
pusing dengan penjelasan ini ? oke saya bahas lagi secara terpisah dan sistematis, namun jika kamu sudah pagam kamu bisa skip bagian ini dan langsung membaca bagian kekurangan dan kelebihan sistem irigasi dalam hidroponik di bawah.
Jenis-jenis Sistem Irigasi tetes (drip system hidroponik)
1. Rotating Drip System (sistem irigasi berputar)
pada intinya sistem in memungkinkan petani untuk menghemat nutrisi dan air karena air yang di alirkan ke tanama aka di alirkan kedalam pipa yang terhubung pada tandon atau bak penampungan air yang kemudian di sirkulasikan kembali secara terus menerus.
dalam sistem drip tersirkulasi ini kamu harus rutin mengeceh Nutrisi Dan PH air karena nutrisi dan ph akan berubah serinng berjalannya waktu setelah terjadi kontak dengan media tanam secara terus menerus.
2. Static Drip System (sistem irigasi satu arah)
hidroponik dengan sistem ini memiliki prinsip kerja yang yang sama dengan sistem rotasi, namun dalam sistem irigasi satu arah ini nutrisi yang di teteskan pada tanaman tidak akan di kembalikan ke bak penampungan dan di biarkan begitu saja.
kelemahan dalam sistem drip statis ini nutrisi dan air menjadi boros karena terbuang setelah dialirkan pada tanaman.
Kelebihan dan Kekurangan Sistem Fertigasi Hidroponik (drip sistem)
sepertibiasanya yang saya katakan, semua sistem dalam hidroponik pasti memiliki kekurangan dan kelebihannya masing-masing, ini semua tergantung anda memilih mana sistem yang paling cocok diterapkan pada pertanian hidroponik yang anda miliki.
kelebihan drip sistem tentu saja akan berbeda dengan kelebihan dan kekurangan sistem wick atau sumbu, jadi untuk referensi silahkan baca artikel tersebut dengan mengklik tulisan yangberwarna hijau.
Kelebihan sistem Drip atau Irigasi Dalam Hidroponik
kepopuleran sistem drip atau fertigasi dikalangan pegiat hidroponik bukan dikarenakan tanpa alasan, sistem Drip ini memungkinkan kalian untuk memberikan hasil yang optimal jika dilakukan dengan ilmu dan perlakuan yang benar, beberapa keunggulan drip system daripada sistem lainnya adalah sebagai berikut :- Waktu pemberian nutrisi bisa di seuaikan dengan umur tanaman : drip sistem umumnya menggunakan tymer, hal ini memungkinkan para petani hidroponik untuk memberikan nutrisi tanaman sesuai dengan kebutuhan tanaman tersebut, jadi pertumbuhan bisa semakin optimal dan menghemat biaya produksi.
- Akar lebih mudah tumbuh : jika dlam sistem tanam hidroponik lainnya mengharuskan meminimalisir keterlibatan media tanam selain air dan di ganti dengan rock woll atau sejenisnya, maka dalam drip sistem kamu masih bisa menggunakan media tanam dalam jumlah besar yang akan sangat membantu tanaman untuk mendapatkan nutrisi secara maksimal.
- kebersihan terjamin dan bebas penyakit : menggunakan drip sistem akan menguntungkan tanaman terutama karena kebersihan tanaman akan terjamin dan bebas dari penyakit apalagi jika di tanam di grenhouse.
- Penggunaan pupuk menjadi efektif : dalam drip sisitem tanaman akan di suplai oleh air dan pupuk secara terus menerus sehingga pertumbuha akan lebih maksimal dan tanaman bisa mendapatkan panen yang lebih optimal.
Kekurangan menggunakan Drip sistem Atau sistem Irigasi
setelah membahas kelebihannya, tidak adil jika saya tidak menjabarkan kekurangan yang di miliki oleh sistem hidroponik irigasi ini. beberapa kekurangan istem hidroponik irigasi ini adalah sebagai berikut :
- modal yang cukup tinggi : ketika kamu memutuskan untuk menggunakan drip sistem ini, maka kamu akan di hadapkan dengan modal yang cukup tinggi dan perencanaan yang matang, karena pada umumnya drip sistem ini lebih banyak di gunakan oleh perusahaan pertanian sekala industri.
- memerlukan wawasan yang luas tentang tanaman : dalam drip sisttem ini akmu harus memiliki wawasan tentang tanaman yang ingin kamu tanam agar mengurangi jumlah presentase kegagalan yang bisa terjadi.
- perawatan yang harus di lakukan secara intensif : pengecekan dan perawatan harus di lakukan serutin mungkin, terutama jika terjadi kendala teknis seperti timer eror atau pipa saluran air tersumbat atau bocor.
- masalah pengairan dapat berakibat fatal : dalam sistem drip atau irigasi ketika kamu mengalami masalah pengairan maka tanaman akan menjadi kering dan membuat tanaman tersebut mati atau tidak maksimal.
nah itudia beberapa ulasan singkat mengenai sistem drip yang bisa saya bagikan kepada anda semua, jika kalian memiliki ilmu lain atau pemahaman dan sudutpandang lain tentang hidroponik metode irigasi atau fertigasi ini silahkan komentar di bawah untuk menyempurnakan tulisan ini dan menambah wawasan yang lebih banyak untuk para pembaca lainnya.
jika sistem ini terlalu rumit untuk kamu, kamu juga bisa mencoba membaca cara menanam hidroponik kangkung sederhana.
selamat menanam dan salam kebun (ilmukebun.com)
0 Response to "Drip System Hidroponik atau Sistem Irigasi Beserta Kelebihan dan Kekurangannya"
Post a Comment
silahkan berkomentar, bertanya, menambahkan atau menyanggah segala sesuatu yang berkaitan dengan isi artikel, komentar di luar isi artikel akan kami anggap sebagai spam..